Muara Enim (Kemenag Sumsel) – Guru MAN 1 Muara Enim yang di bawah naungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Muara Enim mengikuti seminar mengenai implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) pada paruh kedua tahun 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang diluncurkan Kementerian Agama RI pada Juli 2025 untuk merevolusi orientasi pendidikan keagamaan di Indonesia.
Dalam seminar ini, para guru dibekali pemahaman untuk beralih dari sekadar pengajar materi menjadi fasilitator yang penuh empati. Fokus utama KBC adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang aman bagi siswa untuk bereksplorasi dan belajar tanpa rasa takut. Pendekatan ini menitikberatkan pada “titik temu” antarmanusia, bukan perbedaan, guna menjawab berbagai krisis kemanusiaan yang ada saat ini.
Implementasi kurikulum ini didasarkan pada lima pilar utama yang disebut Pancinta, yaitu Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cinta kepada diri sendiri dan sesama, Cinta kepada ilmu pengetahuan. Cinta kepada lingkungan (tanggung jawab ekologis) dan Cinta kepada bangsa dan negara.
“Kepala Kankemenag dalam sambutannya menekankan bahwa KBC bukan sekadar metode ajar, melainkan upaya membentuk pribadi yang berakhlak dan memiliki kepedulian sosial yang sehat. Melalui kurikulum ini, guru diharapkan mampu menyelaraskan kemajuan teknologi dengan penguatan karakter spiritual siswa agar mereka tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki empati tinggi terhadap sesama dan alam”, jelas Sri Astuti wakil kepala madrasah bidang akademik MAN 1 Muara Enim usai mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan serupa telah dilaksanakan di berbagai wilayah,melalui Kankemenag, sebagai komitmen mewujudkan generasi muda yang toleran dan inklusif di tahun 2026 mendatang. (Kmd)
