Jum’at 2 Agustus 2024 berlokasi di halaman madrasah grub Marawis MAN 1 Muara menampilkan kebolehannya yang bertujuan untuk mengenalkan marawis kepada siswa baru kelas sepuluh, karena dengan marawis siswa akan dilatih untuk menghargai dan menghayati ajaran agama islam dengan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Dengan marawis juga siswa akan dididik untuk memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Dakwah Islam yang hingga kini tersus digalakan demi memberikan pemahaman keislaman yang kaffah bagi umat Islam.
Berbagai media digunakan demi tersampaikannya nilai-nilai dakwah Islam. Tak terkecuali dengan seni marawis yang dapat pula dijadikan sebagai media dakwah. Meningkatkan kreatifitas anak, menumbuhkan rasa kecintaan pada budaya Islam dan Menumbuhkan rasa seni dan keagamaan melalui lagu – lagu Islam
“Pada perkenalan dengan siswa baru ini juga dijelaskan kepada siswa baru bahwa Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira puada saat pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun. Nada zapin adalah nada yang sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi lagu-lagu Melayu”, jelas Susilawati pembina marawis.
“Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Sedangkan zahefah mengiringi lagu di majlis. Kedua nada itu lebih banyak digunakan untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat. Dalam marawis juga dikenal istilah ngepang yang artinya berbalasan memukul dan ngangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan, marawis juga kerap dipentaskan dalam acara-acara seni-budaya Islam”, imbuh Susilawati (Kmd).