Muara Enim, Inmas
Selasa 16 Juli 2024 bertempat di ruang kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Muara Enim dalam pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) tahun ajaran 2024-2025 pada 15 Juli sampai dengan 17 Juli 2024. Kegiatan Matsama hari ini diisi dengan sosialisasi dan deklarasi anti bullying di madrasah bekerja sama dengan Polres Kabupaten Muara Enim.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa baru Madrasah Aliyah Negeri 1 Muara Enim kelas X tahun ajaran 2024/2025. Hj.Iin Parlina kepala madrasah menyampaikan rasa terima kasih kepada Polres Kabupaten Muara Enim yang bersedia memberikan sosialisasi anti bullying di Madrasah Aliyah Negeri 1 Muara Enim, dan berharap kerja sama dalam hal serupa dapat terus dilaksanakan.
Dalam penjelasannya, Bripda Wira perwakilan dari Polres Muara Enim menyampaikan bahaya bullying dan kriteria perilaku yang termasuk dalam kategori bullying. Siswa antusias mendengarkan penjelasan Bripda Wira. Perundungan atau bullying merupakan salah satu kasus yang dapat dijumpai dimana saja. Perilaku perundungan terjadi pada seseorang yang menjadi sasaran aksi negatif dari seseorang maupun sekelompok orang secara berulang. Perundungan tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun terjadi pula pada orang dewasa. Perilaku perundungan dapat terjadi secara langsung seperti mengejek, mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu atau lebih siswa kepada korban atau anak yang lain”, jelas Bripda Wira.
“Perundungan dapat terjadi dimana saja dimana ada interaksi sosial antar manusia.Perundungan yang terjadi disekolah biasa disebut dengan school bullying, perundungan yang terjadi di tempat kerja biasanya disebut dengan workplace bullying, dalam lingkungan politik disebut dengan political bullying, di internet atau teknologi digital disebut dengan cyber bullying. Dalam kaitannya dengan tindak perundungan di sekolah, perlu adanya kerjasama antar pihak-pihak yang terkait. Karena sekolah merupakan salah satu lingkungan yang rentan terhadap terjadinya aksi perundungan. Perundungan di lingkungan sekolah akan berdampak lama dan mendalam, tidak hanya bagi korban tetapi juga pada pelaku”, ibuh Bripda Wira. (Kmd)