Muara Enim (Kemenag Sumsel) — Semangat literasi dan kreativitas membara di MAN 1 Muara Enim saat puluhan tim siswa dari berbagai kelas berpartisipasi aktif dalam lomba Majalah Dinding (Mading). Kegiatan ini, yang diselenggarakan dalam rangka [Sebutkan acara, misal: Peringatan Bulan Bahasa/Class Meeting], tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga katalisator penting dalam mewujudkan generasi madrasah yang cinta akan budaya membaca dan menulis.
Lomba mading tahun ini mengusung tema sentral “Literasi Aksi: Membaca Dunia, Mengubah Masa Depan”. Para peserta ditantang untuk mengkreasikan pesan tema tersebut dalam bentuk mading 3 dimensi yang informatif, menarik, dan inovatif. Kepala MAN 1 Muara Enim Hj.Iin Parlina, menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. “Tujuan utama kami bukan sekadar mencari pemenang, tetapi melatih anak-anak untuk menulis, memunculkan kreativitas visual, dan yang terpenting, membangun kekompakan serta kerja sama tim dalam kelas,” ujarnya, Jum’at (12/12/2025).
“Melalui proses pembuatan mading, siswa didorong untuk meningkatkan Kemampuan Menulis, Siswa belajar menyusun artikel, puisi, dan berita mini dengan gaya bahasa yang ringkas dan menarik. Kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas ini karena dalam: penggunaan bahan daur ulang, seni rupa, dan desain 3D mengasah kemampuan estetik dan inovasi mereka dan Materi yang disajikan mencakup wawasan pendidikan, artikel, pengumuman, dan kutipan inspiratif, secara tidak langsung meningkatkan minat baca di kalangan warga madrasah”, jelas Nipita guru koordinator kegiatan ini,.
Setelah melalui penilaian ketat oleh dewan juri yang melibatkan perwakilan guru bahasa dan seniman lokal, para pemenang diumumkan. Karya mereka dinilai paling komprehensif dalam menyajikan informasi sekaligus estetika visual yang memukau.
Para pemenang menerima penghargaan dan apresiasi dalam upacara khusus, menjadi inspirasi bagi seluruh siswa lainnya untuk terus berkarya dan menyalurkan minat serta bakat mereka melalui media mading.
Lomba mading ini membuktikan bahwa media konvensional tetap relevan sebagai sarana efektif untuk menyalurkan bakat jurnalistik dan seni rupa di era digital, sekaligus memperkuat fondasi literasi di lingkungan madrasah. (Kmd)